Identifikasi Masalah yang ada di Ekowisata Mangrove di Kelurahan Oesapa Barat


            Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Proyek Coastal Community Development International Fund for Agricultural Development (CCD-IFAD) di Kota Kupang membangun ekowisata mangrove di Kelurahan Oesapa Barat di Kota Kupang. Dari hasil evaluasi dan penilaian pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan RI serta Lembaga internasional asal Roma Italia, International Fund For Agricultural Development (IFAD), kinerja Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Kupang bersama seluruh staf dalam proyek ini terukur sebagai yang terbaik di Indonesia. Hal itu terbukti ketika PIU (Project Implementation Unit) IFAD Kota Kupang mendapat penghargaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI akhir tahun 2015 lalu di Hotel Permata-Bogor.Pemerintah Kota Kupang sudah membangun sejumlah fasilitas, berupa jembatan mangrove, pembuatan rabat beton, pondok informasi, tempat sampah di seputaran lokasi, lampu penerangan bertenaga surya serta sejumlah fasilitas penunjang lainnya.
Permasalahan yang ada di ekowisata mangrove di kelurahan Oesapa Barat
Penanganan yang telah dilakukan
Solusi
Sampah-sampah plastik berserakan di bibir pantai, ada juga yang tersangkut di akar mangrove karena Kurangnya perhartian pemerintah,  dan kesadaran warga akan kebersihan.
BLHD Kota Kupang, Kelurahan Oesapa Barat, UNDANA Kupang, dan masyarakat.
Harus ada pelarangan dan penegakan hukum dari pemerintah kepada masyarakat yang ada di sekitar jembatan Kartini dan jembatan Oesapa agar tidak membuang sampah sembarangan.
Kurangnya sarana penunjang seperti jalan masuk, gerbang, penerangan jalan, kolam ikan, rumah makan, perpanjangan jembatan, dari 200 meter menjadi 500 meter.
Pemerintah Kota Kupang menyediakan sarana penunjang yang sudah mereka terima antara lain pembuatan rabat beton, pondok informasi jembatan mangrove, 4 unit lampu solar cell.
Di tahun 2017 ini dinas teknis Walikota bisa melengkapi desain lokasi ekowisata mangrove di Oesapa Barat.

Kondisi perkonomian masyarakat masih rendah
Pemkot Kupang yang telah memberi perhatian dan membantu mereka membentuk kelompok usaha, mulai dari kelompok budidaya, pengolahan hingga pemasaran.
-Dalam pembentukan kelompok harus dilibatkan kepada semua masyarakat
-Pemerintah membantu usaha masyarakat dengan memberikan modal
Banyak mangrove mati dan di tebang
Pemerintah Kota Kupang dan pemprov NTT melalui dinas kelautan dan perikanan sudah beberapa kali menanam mangrove.
Harus adanya penjagaan yang lebih tertib dari pemerintah maupun masyarakat.
Ada tumpang tindih pekerjaan antara dinas kehutanan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah dalam pengelolaannya. 
Belum ada penenganan
Kedua dinas bersangkutan harus menjalin kerjasama yang baik
Kegiatan menanam mangrove yang salah musim tanamnya. 
Belum ada penenganan
Tanam mangrove tidak pada saat musim pasang naik, karena berdampak bibit mangrove terkikis oleh ombak

Ketidakseriusan Pemkot ketika mangrove yang sudah ditanam di pesisir Oesapa dibiarkan begitu saja tanpa ada upaya pemeliharaan berkelanjutan. Selain itu, Pemkot tidak pernah melibatkan warga pesisir  Pantai Oesapa untuk menanam dan merawat mangrove. Akibatnya setiap kali ada penanaman mangrove selalu tidak terawat.
Belum ada penenganan
Perlu ada sosialisasi dan pelibatan masyarakat sekitar dalam menjaga dan memanfaatkan tanaman mangrove secara bijak sehingga bernilai ekonomi bagi masyarakat sekitar pesisir





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa Rosario

NILAI-NILAI SUMBER DAYA ALAM DI HUTAN DESA AINIUT